Hari itu angka di kalender memang berwarna merah. Tapi libur di atas lembaran itu, tidak berarti libur juga bagiku. Belum tentu!
Ya, seperti saat itu, hari libur pun aku tak bisa tinggal di rumah seharian. Ada “Dauroh Learning” yang diadakan WASILAS khusushon ilâ kelas 3 yang –katanya- sebentar lagi mau lulus. Temanya, “Dunia Pasca SMA”. OK deh, akhirnya pagi itu pun aku berangkat.
Angkot hijau itu masih sapi saat aku naik dan duduk di dalamnya. Namun sesaat setelah itu, ada sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yg masih kecil, juga menaiki angkot yang sama denganku. Sang ibu duduk tepat di depanku. Dengan hanya melihat sepintas, aku dapat memastikan bahwa mereka adlah kristiani yang akan berangkat ke gereja.
Angkot mulai bergerak maju. Aku pun tak mau waktu ku terbuang sia-sia. Segera ku buka resleting tasku untuk mengambil “ISLAM VIRTUAL” dari dalamnya. Melihat aku mengeluarkan buku, Sang ayah dari keluarga kristiani itu pun segera membuka injilnya, kemudian mengambil “nusyroh” yang terselip di dalamnya.
Ku tahan tawa ku dalam hati. Hehe... nggak mau kalah dia!
Setelah beberapa saat membaca, Sang ayah kristiani itu pun menyapa gadis kecilnya, “De’..! Ade’ tau yoyo kan? Itu... mainan yang naik-turun...”.
Awalnya aku tak mengerti kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu pada anaknya. Ah, mungkin mau ngebeliin mainan buat anaknya kali!
“... Nah, hati manusia juga kayak gitu, De’! Kayak yoyo. Bisa naik-turun... kadang-kadang seneng, kadang-kadang sedih...”.
Ups! Hehehe... ternyata dia lagi dakwah! Lagi nyari domba tersesat!
Dan selanjutnya, Sang ayah pun melanjutkan doktrinnya, “...tapi kalo firman Tuhan nggak kayak gitu, de’! Firman Tuhan itu abadi!”
Sambil tetap mendengarkan ‘ceramah’ singkat yang menyesatkan itu, pikiranku pun berusaha menjelajah. Membuka file demi file dalam folder-folder di otakku. Ketemu! Rasa geli itu pun kembali menghinggapiku, dan lagi-lagi hanya kusimpan di hatiku, “Hehe...nggak tahu, dia! Kalo kitabnya udah diubah-ubah! Apanya yang abadi?!”.
Kembali ku searching file-file dalam otakku. Dan ku temukan sebuah teks yang begitu indah. Ya, hadits itu! “Sungguh mengherankan perkara orang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik baginya. Jika ia diberi kenikmatan ia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika ia diberi ujian ia bersabar, dan itu pun baik baginya.”
Waahh.... subhanalloh! Ternyata seharusnya tak ada celah bagi seorang mukmin untuk bersedih!
Hmm... kini rasa iba yang muncul di benakku, namun tetap hanya tersimpan dalam hatiku. “Hmm.. kasian juga!”.
Yah... habis mau bagaimana lagi! Mereka memang pantas bersedih karena kesesatan mereka yang nyata. Dan tentunya... karena aku bukanlah yang mereka cari. Ya, aku bukanlah domba! Apalagi yang tersesat! Enak aja!!! Sorry aja ya... salah sasaran tuh!
J
No comments:
Post a Comment