“Dan demi waktu yang bergulir disampingmu...” [Demi Waktu; UNGU]
“Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia berada dalam kerugian” [Q.S. Al-‘Ashr]
Dua kalimat diatas sepintas nampak mirip, namun sebenarnya sungguh jauh berbeda. Ini jelas, karena kalimat yang pertama hanyalah merupakan syair yang dibuat oleh manusia, sedangkan kalimat yang kedua merupakan perkataan dari Sang Pencipta manusia.
Kalau kita mau menengok sejarah, kemiripan seperti ini pernah sengaja dibuat oleh seorang kafir bernama Musailamah al Kadzab. Saat itu dia mencoba menandingi Al-Qur’an dengan membuat sebuah ‘surat’ yang menyontek dari surat Al-Fiil. Namun saya tidak tahu apa tujuan pencipta lagu “Demi Waktu” itu membuat lirik seperti itu. Ditambah lagi dengan isi keseluruhan dari lagu tersebut yang berisi tentang pemujaan terhadap cinta yang semu.
Tetapi ada satu hal yang jelas, yakni bahwa hanya Alloh lah yang berhak bersumpah atas nama makhluk (ciptaan-Nya) dan tidak layak bagi seorang manusia (makhluk) bersumpah atas nama selain Kholiq. Dan siapa pun yang mengambil hak Alloh, berarti dia telah mensejajarkan dirinya dengan Alloh. Lalu apa bedanya orang seperti ini dengan Fir’awn yang mengatakan, “Ana robbukumul a’la”?!
Maka saya serukan kepada saudara-saudaraku seiman untuk menghindari lagu-lagu Musailamah dan Fir’awn seperti ini. Semoga Alloh menjaga ad-diin kita dari kemusyrikan.
Wallohu a’lam.
(Majalah Sabili edisi April 2006)
No comments:
Post a Comment