Sebuah kenangan di SMA ku tercinta;
“Setiap gerakan pasti mengakibatkan perubahan”
[master of physic in SMANDA Bogor; 31-03-2006]
Ya, ku rasa aku setuju!
Karena perubahan adalah sebuah keniscayaan.
Kata seorang temanku, “Diam itu ga asyik!”.
Bahkan ada jg yg bilang, “Diam berarti mati”. Wuih... syerem amat.
Padahal salah satu award yang kuperoleh di kelas adalah “Terpendiem”. Gimana donk???!!!
Ah... ga papa!
Eits, ini bukan berarti aku ga mendambakan perubahan. Ini jg bukan berarti aku menginginkan kematian. Iiihhh.... bekal ku masih secuil...!!!
Tapi aku juga punya prinsip!
Seperti yg dikatakan oleh idolaku, Muhammad saw, dalam sebuah sabdanya yang diriwayatkan oleh Mutafaq ‘Alayh: “Barang siapa yg beriman kpd Alloh & hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam”.
Maka ketika banyak ghibah, cela, dan tak ada pembicaraan bermakna, aku pun memilih diam di kelas. Tapi bukan berarti ga asyik, apalagi mati.
Aku asyik dalam diamku & aku pun hidup dalam diamku!
Ketika dengan diam, aku menemukan ide, aku merasa asyik dengan diamku. Dan aku merasa senang berlama-lama bersamanya.
Ketika dengan diam, aku tenang bersama Kekasihku, aku pun menjadi begitu hidup dengannya. Dan aku tak mau seorang pun mengganggu kehidupanku yang indah itu.
Namun seasyik apapun & sehidup apapun, diam tetap tak boleh menjadi pilihan utama. Karena tetap, yg nomor satu adalah berkata baik (benar)! Maka bergerak untuk berdakwah tetap lebih asyik & lebih hidup daripada diam. Karena sekecil apapun gerak kita, pasti akan menghasilkan perubahan.
No comments:
Post a Comment