Tuesday, August 01, 2006

Apakah Lahir dari Aqidah yang Sesat?

Bismillahirohmanirrohin

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dialah yang telah mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang Haq, untuk dimenangkan-Nya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran sebagai kebenaran kepada kami dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kebatilan sebagai kebatilan kepada kami dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu agar menyatukan hati-hati kami dalam kebaikan, dan Engkau damaikan perselisihan diantara kami dan Engkau tunjukkan jalan keselamatan kepada kami. Amin.

Hizbut Tahrir, yang didirikan oleh Syeh Taqiyuddin An-Nabhani pada tahun 1953. keberadaannya saat ini tersebar di penjuru dunia (hampir di 40 negara). Dan sekarang tetap eksis, walaupun penguasa-penguasa negeri-negeri muslim melakukan tindakan-tindakan represif untuk menghentikan laju dakwahnya. Di Indonesia, perkembangannya kian hari kian pesat, jism (tubuhnya) semakin besar, tapi mudah-mudahan dengan tubuh yang semakin besar tidak membuat HT sakit-sakitan atau gerakannya menjadi lamban. Kunci keberhasilan HT adalah berpegangnya HT pada ideologi (mabda) Islam dan adanya kullun fikriyun wa syu’uriyun yang dibangun dengan adanya tabbani (adopsi) pemikiran yang berkaitan dengan thoriqoh (metode) dakwah dan ri’ayatusy syu’unil ummah (hal-hal yang terkait dengan pengaturan urusan umat, seperti sistem ekonomi, sistem politik dan struktur pemerintahan, sistem pergaulan, dll). Dan untuk hal-hal yang tidak ditabbani oleh HT (seperti masalah ibadah), seseorang boleh mengambil pendapat dari madzhab manapun. Dengan berbekal ideologi dan kullun fikriyun wa syu’uriyun inilah, HT menjadi sebuah kekuasaan raksasa dan pabrik pemikiran Islam yang menginspirasi jutaan kaum muslim di seluruh dunia untuk menegakkan kembali kemuliaan Islam dan kaum muslimin serta mengupayakan untuk menghancurkan dominasi kaum kufar di negeri-negeri muslim. Sehingga wajar bila saat ini, HT menjadi momok yang paling menakutkan bagi barat. Sampai-sampai Nixon Centre melihat HT saat ini sebagai suatu fenomena yang sangat cepat diseluruh dunia dan merasa perlu untuk mengembangkan stategi khusus untuk mencegah semakin meluasnya pengaruh pemikiran-pemikiran HT di dunia Islam.

Anggota HT terbuka bagi setiap muslim yang sudah baligh tanpa memandang jenis kelamin, suku, bangsa, warna kulit, status sosial, pekerjaan, madzhab, dll. Individu-individu dalam HT diikat dengan akidah Islam dan tsaqofah, pendapat dan ide HT. HT tak pernah memaksa, mengkooptasi, mengintimidasi seseorang untuk menjadi anggotanya. Tapi dia sendirilah yang mengharuskan dirinya menjadi anggota HT setelah dia paham mengenai tujuan, metode dakwah, ide-ide dan pemikiran-pemikiran HT. Serta puas dengan tsaqofah dan pemikiran HT dari sisi kekuatan dalil dan ketepatan realitasnya. Tentu saja, setelah sebelumnya ia pun ikut melibatkan dirinya dengan aktivitas dakwah HT selagi dia mempelajari ide-ide HT. HT membina orang-orang yang ada didalamnya dengan metode Islam untuk mendapat ma’arif (pengetahuan) yaitu metode berfikir bukan dengan metode taqlid/emosional semata. Sehingga pemikiran-pemikiran, pendapat-pendapat dan ide-ide tersebut betul-betul menancap kuat dalam setiap orang yang dibina oleh HT. karena setiap orang paham betul dengan dalil-dalil syar’i yang mendasarinya dan realitas yang terkait dengan dalil tersebut, sehingga memunculkan keyakinan dan pembenaran terhadap pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang sedang dibahas dan selanjutnya akan terjadi proses qana’ah (menerima dengan ikhlas) untuk melaksanakan dan mendakwahi pemikiran dan ide-ide tersebut. HT juga membuka diskusi yang seluas-luasnya, hingga orang-orang yang dibina betul-betul merasa puas dengan ide-ide dan pendapat HT, hingga ke level yang tertinggi yakni pimpinan HT. bukan hanya berdiskusi kepada pembina atau penanggung jawabnya saja. HT pun membuka diri menerima saran dan kritik dari siapa saja, bukan hanya dari orang-orang yang dibina HT, tapi juga individu manapun dan dari kelompok Islam manapun. Dan HT akan siap untuk mengoreksi atau mengubah pendapatnya, jika orang tersebut bisa meyakinkan HT bahwa dalilnya lebih kuat. Karena pendapat HT bukanlah sesuatu yang suci yang tidak bisa diubah atau dikoreksi. Tapi jika pihak yang mengoreksi, tidak bisa meyakinkan HT dengan dalil yang lebih kuat, maka HT akan tetap pada pendapatnya semula.

Oleh sebab itu, usaha provokasi apapun yang berupa fitnah terhadap pendapat-pendapat, ide-ide, maupun HT itu sendiri (maaf salah satunya tulisan yang ukhti buat) tidak akan menggoyahkan orang-orang yang telah dibina oelh HT, apalagi sampai kemudian mereka berpaling dari HT, kecuali hanya 1 atau 2 orang saja (orang-orang yang malas berfikir, orang-orang yang taqlid dan orang yang tidak bertabayyun terlebih dahulu).

Cobalah ukhti renungkan pertanyaan-pertanyaan saya berikut ini, bacalah dengan hati bukan dengan mata dan jawablah dengan pikiran jernih dan hati yang bersih.

  1. apakah mungkin dari aqidah/akar/pondasi yang keliru HT bisa mengubah individu2 yang dibinanya menjadi individu2 yang menyerahkan hidup dan matinya hanya untuk Allah? Apa mungkin dari aqidah yang rusak, mereka begitu takut kepada Allah sehingga sekuat tenaga berusaha untuk terikat dengan hukum Allah?
  2. apakah mungkin dari iman yang menyimpang, orang2 yang dibina dengan pemikiran2, ide2, pendapat2 HT rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan jiwanya untuk menegakkan Islam, meninggikan kalimat-kalimat Allah dan mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum muslimin?
  3. bagaimana dengan Muhammadev Otobex yang syahid di penjara Andijan berikut puluhan ribu muslim dan muslimah di Uzbekistan yang ditahan tanpa diadili dan selama dipenjara, mereka disiksa dengan sengatan listrik, dipukul, dibuat sesak nafas, disiram dengan gas klor, direbus dalam air mendidih hingga meninggal dunia demi mempertahankan kebenaran yagn sedang mereka emban. Apakah ini buah dari aqidah yang sesat?

Jika dibandingkan dengan aktivitas dakwah yang dijalankan oleh Rasul dan para sahabat untuk menegakkan Islam, mengupayakan Islam diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dan akhirnya beliau berhasil dengan pertolongan dan izin Allah dengan tegaknya Daulah Islam yang pertama di Madinah, aktivitas HT dan orang2 yang tergabung didalamnya belumlah seberapa. Rasul SAW dan para sahabat door to door mendatangi orang2 quraisy untuk mendakwahkan Islam, berinteraksi dengan orang2 dijalan, dipasar untuk menyeru dan mengajak mereka kedalam Islam. Sehingga dari hasil kontak/interaksi Abu Bakar, beliau berhasil mengislamkan banyak orang quraisy. Kemudian bagaimana Abdullah bin Mas’ud yang dilempari batu dan dipukuli saat membacakan Al-Qur’an dihadapan orang2 kafir quraisy. Demikian juga Bilal, keluarga Amar Bin Yair yang disiksa orang2 kafir quraisy karena keteguhan mereka memegang islam. Atau jika dibandingkan dengan upaya Mush’ab bin Umair, sang peletak pondasi keberhasilan dakwah di Madinah sehingga Madinah menjadi benih awal berdirinya Daulah Islam. Seandainya HT tidak mengarahkan orang2 yang ada didalamnya untuk beraktivitas, tentu kita (orang2 yang ada di tubuh HT) tidak akan terdorong untuk menempa diri, baik aqliyah maupun nafsiyah, tidak akan termotivasi untuk berdakwah, melakukan kontak2, menyuarakan opini Islam, mengingatkan penguasa atas kelalaiannya mengurusi umat. Dan walaupun saat ini HT sudah mengarahkan aktivitas untuk orang2 yang sudah dibinanya, tapi sebenarnya aktivitas tersebut masih aktivitas minimal yang diharapkan seiring dengan peningkatan kesadaran dan keihkhlasannya, bisa mendorong berbuat yang lebih baik dan lebih baik lagi. Sehingga aktivitas mereka bisa menyamai aktivitas para sahabat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Karena, Khilafah yang awal berhasil ditegakkan oleh orang2 sekualitas sahabat, berarti khilafah yang berikutnya (yang Insya Allah tidak akan lama lagi akan berdiri), hanya bisa ditegakkan oleh generasi saat ini yang kualitasnya sekaliber para sahabat.

Pembina ukhti selama ini, yang secara ikhlas membina ukhti, memikirkan berbagai uslub (cara) agar ukhti dan teman2 menjadi orang2 yang beraqliyah dan bernafsiyah Islam. Tidak pernah digaji dan tidak pernah diberi upah oleh HT atas jerih payahnya. Mengapa dia mau melakukannya? Apakah yang mendorong dia untuk berbuat seperti itu? Jawabnya karena didorong oleh keimanan, wahai saudariku. Jadi bagaimana mungkin aqidah yang bengkok bisa menghasilkan keikhlasan?

Tidak seperti partai ataupun kelompok yang lain, untuk mengerahkan massa, HT tidak perlu memberikan ongkos transport buat mereka, tidak perlu mengiming-imingi dengan kaos, payung, makan siang gratis atau uang. Bahkan mereka berdiri, berdesak-desakan di kereta, ibu-ibu dengan susah payah membawa anak mereka. Ini semuanya karena apa? Atau ukhti mau mengklaim bahwa mereka dipaksa, dikooptasi, dan diintimidasi untuk mau melakukan ini semua?

Apakah juga hasil dari aqidah yang keliru, jika HT dan para syababnya konsisten menyuarakan syariat Islam dan mengatakan kebaikan dan rahmat untuk seluruh alam jika dinaungi dengan syariat dan menerapkan syariat Islam secara kaffah? Apakah juga dari aqidah yang keliru jika HT menolak hukum-hukum thoqut, karena keyakinan bahwa Allahlah satu-satunya Al-Mudabbir dan sebaik-baik pembuat hukum?

HT berupaya terus membuka makar orang2 kafir yang telah menindas, merampok dan menjajah negeri2 muslim walaupun untuk itu HT harus berhadapan dengan kaum kuffar penjajah yang tidak segan2 menggunakan berbagai cara yang menjijikkan untuk menghadang dakwah HT. apakah sikap keras terhadap orang-orang kafir juga termasuk bagian dari aqidah yang sesat?

Disaat kaum kuffar memasung kepedulian kaum muslimin di suatu negeri terhadap kaum muslimin di negeri lain. Kemudian HT menguak kebusukan nasionalisme dan menyerukan kaum muslimin untuk bersatu, menjalin ukhuwah islamiyah yang dilandasi oleh aqidah Islam dan menghapus kotak-kotan nation. Yang dibuat oleh kaum kafir. Apakah hal ini buah dari aqidah yang busuk?

Jika aqidah HT keliru bahkan dikatakan sesat, mengapa K.H Ma’ruf Amin, K.H Kholil Ridwan, Habib Riziq dan ulama-ulama pesantren, tidak menjadikan HT terdakwa yang ketiga setelah Ahmadiyah dan Lia Eden yang diseret ke pengadilan karena beraqidah menyimpang dan menodai Islam? Apakah mereka tidak tahu kalau aqidah HT sesat? Padahal HT jauh lebih berbahaya dibandingkan Ahmadiyah dan Lia Eden karena justru HT lebih banyak anggota dan pendukungnya. Bahkan para syababnya gencar menyebarkan pemikiran2 HT. apakah mereka tidah tahu HT dari kulitnya saja? Apakah mereka tidak tahu pemikiran2 dan ide2 HT? Apakah mereka mereka orang2 yang mudah dibodohi oleh HT dan dihipnotis oleh HT? Atau mereka disuap oleh orang2 HT sehingga mau berdiam diri melihat kesesatan aqidah HT ? mengapa mereka diam? Dan sekarang apakah ilmu yang ukhti miliki jauh diatas mereka, sehingga ukhti lebih tahu dan bisa melihat lebih jeli bahwa aqidah HT sesat. Sementara para ulama itu tidak bisa melihatnya dan tidak mengetahuinya?

Orang-orang HT tidak pernah berputus asa, walaupun sudah sekian lama berupaya mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum muslimin, dengan menegakkan Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah. Dan semangatnya terus menyala karena yakin saat ini memang Allah belum berkehendak dan semuanya ini adalah qadla dari Allah. HT juga yakin dalam waktu dekat pasti Allah menurunkan pertolongan-Nya dengan tegaknya Khilafah. Apakah keyakinan ini juga lahir karena tidak meyakini taqdir?

Apakah sama pernyataan “HT tidak meyakini taqdir (baca:qadla dan qadar) karena dasar kehujahannya adalah hadits ahad” dengan pernyataan “Permasalahan qadla dan qadar diyakini oleh HT, tidak didasarkan pada hadits ahad, melainkan hal ini diyakini sebagai konsekuensi keimanan kepada Alah dan sifat-sifat-Nya”? atau justru ukhti tidak mengakui dan meyakini hak prerogratif Allah untuk menetapkan apa yang akan menimpa manusia dan Allah mempunyai hak untuk menetapkan sifat2 khas, keunikan2 atau keistimewaan pada makhluk2 ciptaan-Nya?

Dahulu, kaum muslimin selalu menilai pribadi seseorang berdasarkan pemikiran2 dan gagasan yang ia keluarkan dan bukan sebaliknya. Imam Ali ra, pernah berkata: “Kenalilah kebenaran terlebih dahulu, baru kemudian kalian dapat mengenali orang-orang yang mengikuti kebenaran. Apakah ilmu itu harus ditolak jika tidak dihasilkan oleh para sahabat? Berarti ilmu ushul fiqih, mutholah hadits, nahwu, shorof, balaghah, atau ilmu-ilmu pengetahuan saat ini pun tidak boleh dipelajari bahkan harus kita tolak karena ilmu-ilmu ini bukan hasil ijma dari sahabat ataupun dari wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Imam Syafe’i adalah peletak “ilmu baru” ushul fiqih” yang saat ini belum ada satu pun ulama yang membahasnya. Tapi ulama saat ini tidak mengatakan Imam Syafe’i telah sesat karena membuat bid’ah, tapi justru salah satu ulama Al-Hafidz Abdurahman Al-Mahdi mengatakan tentang Imam Syafe’i “Ketika saya melihat ar-risalah karangan Imam Syafe’i, maka saya heran karena saya melihat pembicaraan seorang yang cerdas, cemerlang dan fasih serta objektif. Oleh karenanya, saya memperbanyak do’a untuk beliau dan saya tidak mengira bahwa Allah menciptakan orang hebat seperti ini”. Dan sekarang pertanyaan saya, apakah ada, dalil syar’i baik dari Al-Qur’an, As-Sunah, ijma sahabat maupun qiyas yang mengharamkan penjelasan tentang aqidah dan syari’ah dengan uslub yang lebih mudah diterima, yang mana uslub penjelasan tersebut tidak pernah dilakukan Rasul? Apakah ukhti yakin, cara-cara untuk menjelaskan Islam yang dilakukan sahabat sama dengan yang dilakukan oleh Rasul? Apakah Rasul marah ketika seorang badui arab ditanya oleh Rasul “Dengan apa engkau mengenal Rabbmu?” jawabnya “Tahi unta itu menunjukkan adanya unta dan bekas tapak kaki menunjukkan pernah ada orang yang berjalan”?

Saya ingin bertanya, apa beda ukhti dengan orang2 yang menjadi antek-antek orang kufur yang mereka berupaya untuk melunturkan semangat para muharik untuk memperjuangkan Islam dan berupaya menghilangkan kepercayaan para muharik tersebut pada kelompok2 Islam termasuk HT? apakah ukhti sadar, ukhti bisa menjadi pemimpin orang2 yang meninggalkan kewajiban untuk menegakkan kemuliaan Islam karena tulisan yang ukhti buat dan kemudian disebarkan? Tapi saya yakin, hanya 1 atau 2 orang saja dari syabab HT yang akan terpengaruh oleh tulisan ukhti.

Dan terakhir saya ingin bertanya apakah ukhti sadar bahwa ukhti menjadi bagian dari Ahlu sunnah wal jamaah tapi justru sikap ukhti tidak mencerminkan hal tersebut. Yang termasuk Ahlu sunnah wal jamaah tidak dibatasi satu kelompok tertentu, tapi siapa saja yang menjadi “ahlu sunnah” yaitu pengikut sunnah nabi atau pengikut ajaran Rasulullah SAW baik yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun As-sunnah. Ahli berjamaah itulah yang termasuk golongan Ahlu sunnah wal jamaah yang akan selamat dari api neraka. Jelas jamaah disini adalah “kelompok yang terorganisir” untuk senantiasa menjaga dan menegakkan Islam itu sendiri. Apalagi dalam Q.S Ali-Imran:104, Allah SWT berfirman”

“Hendaklah ada segolongan umat yang menyeru kepada Al-Khoir (Islam), meyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah oerang-orang yang beruntung”

makanya saya heran ukhti mengatakan sebagai Ahlu sunnah wal jamaah tapi justru ukhti melanggar Al-Qur’an dan Hadits-hadits yang berkaitan dengan kewajiban berjamaah. Hal tersebut tercermin dalam keputusan ukhti untuk tidak masuk ke jamaah manapun. Apalagi kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang amburadul (tidak terorganisir) dengan baik. Ingat ukhti, makar orang-orang kafir telah tersusun dan direncanakan dengan sangat rapi.

Demikian dari saya, mudah-mudahkan mau merenungkan. Beberapa hal mungkin lebih enak kita diskusikan lebih lanjut. Saya tidak menjawab hal yang masih menjadi pertanyaan dan ganjalan ukhti, karena khawatir terkesan “membela diri”.

Syukron, Jazakillah

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Mba *****


:) aku cuma mau mengatakan satu hal, mba... Apa yg qt bicarakan tdk akan mendapat titik temu, karena aku bicara ttng 73 golongan yg kesemuanya masih Islam, sedangkan yg mba bicarakan adalah golongan2 sesat yg jelas2 di luar Islam (Ahmadiyah & Lia 'Edan').
Tapi syukron katsir atas suratnya, mba... Jazakillah khoyr :)

1 comment:

Raja Cetak said...

Hidup HT!
Smg khilafa cpt kmbl!
Teruskan perjuangan!
Allahuakbar