Sunday, December 24, 2006

Do'a di Tanah Suci

Ibu, ayah...
Kemarin, kami antar kalian ke Masjid Raya untuk bergabung dengan jama'ah yang lain. Dan hari ini, kalian akan segera terbang menuju tempat yang telah lama kalian idam-idamkan.
Selamat jalan, ayah, ibu... Semoga Alloh senantiasa menyertai kalian, menjamu kalian di tanah suci-Nya, dan mengembalikan kalian dengan selamat ke tengah-tengah kami lagi, dengan predikat Haji Mabrur.
Jangan lupa ya... do'a yang kutitipkan...

Ya Alloh... Ya Robbal ‘alamin... Robbul ‘arsyil ‘azhim...
Ya Hayyu ya Qoyyum...

Ya Alloh...
Kami memohon kepada-Mu, seperti apa yang telah dimohon oleh bapak dan ibu kami, Adam as. dan Hawa, berupa ampunan dari segala dosa dan rahmat yang luas dari-Mu.

Ya Alloh...
Kami memohon kepada-Mu, seperti apa yang telah dimohon oleh kholil-Mu, Ibrohim as., berupa diri dan keturunan yang senantiasa mentauhidkan-Mu dengan menegakkan sholat.

Ya Allloh...
Kami memohon kepada-Mu, seperti apa yang pernah diminta oleh Musa as. dan kaumnya, berupa keselamatan dari orang-orang yang zholim.

Ya Alloh...
Kami memohon kepada-Mu, seperti apa yang dimohon oleh Rosul-Mu, Muhammad saw. pada perang Badar, berupa kemenangan atas dien-Mu.

Ya Robbana...
Jadikanlah kami orang-orang yang sanggup menegakkan amar ma’ruf nahiy munkar, seperti Engkau telah mengokohkan nabi-nabi-Mu dengannya.
Jadikanlah kami orang-orang yang mempunyai ke-khusus-an di sisi-Mu, seperti yang dimiliki oleh para shohabat –rodhiyaLLohu ‘anhum ajma’in-.
Jadikanlah kami orang-orang yang merasakan nikmatnya memandang wajah-Mu, kelak di jannah-Mu.

Ya Robbana...
Jadikan keluarga kami keluarga yang bertauhid
Jadikan masyarakat kami masyarakat yang bertauhid
Jadikan negara kami negara yang bertauhid
Dan jadikan bumi-Mu, bumi yang bergema dengan tauhid.

Aamiin...
Ya Mujib as-sailin...

Wednesday, December 20, 2006

Asmara di Angkot

“De’, udah nikah?!”

“Kenapa??!” (bingung. Mungkin 2 orang berseragam putih-abu itu mengira pendengaran mereka sedang terganggu atau sedang nggak normal. Seorang lagi teman yang duduk di depannya pun nampak melongo)

“Udah nikah?!”

“... belum...” (sedikit terlihat bertampang malu, khususnya yang cowok. Teman di depannya (cowok juga) pun nggak kalah bengongnya)

“Ooo.. kirain udah. Abis kayak yang udah nikah...”

“.. namanya juga anak sekolah!” (setengah mengumpat dan sambil ngumpet di balik badan cowoknya)

“Oh.. gitu ya, kalo anak sekolah?! Soalnya waktu saya sekolah, nggak gitu sih.”

“...dan.. kalo anak Islam nggak begitu. Islam?”

“Saya noni!” (dengan nada sedikit bangga dan bahagia. Mungkin merasa menang karena pertanyaanku tak terjawab dgn kata ‘iya’. Sementara yang cowok masih terus terdiam)

Menang?! Oh, tidak! “... Ooo.. kalo agama saya indah sih!”

..”kiri!” langsung turun, sampe lumpa pamitan. Ya, kutinggalkan mereka dengan malu (mungkin) yang menghinggapi Si cowok, kesal (sepertinya) yang menggelayuti Si cewek, dan bingung (tampangnya) yang menghampiri temannya. Untungnya nggak lupa untuk melemparkan sebuah do’a... “phuff... ya... semoga Alloh memberi hidayah.”

Itulah secuil kisah nyata yang kualami di sebuah angkot di kota hujan. Menyedihkan memang. Tapi, sungguh... pengalaman yang tak terlupakan! Sekaligus pembuktian, BETAPA SEMPURNA DAN INDAHNYA DIEN YANG KU PEGANG! Subhanalloh... Alhamdulillah...