Ass wr wb
Untuk Saudariku Seiman yang sedang mencari kebenaran Mardiyah Hayati. Saya tidak terlalu banyak bisa menulis surat yang panjang seperti anti. Tetapi mudah-mudahan bisa memberi sumbang saran untuk kita sama-sama menemukan kebenaran Islam sesungguhnya. Dan juga bermanfaat bagi teman-teman lain yang sedang mencari kebenaran.
Saudariku peristiwa yang anti alami sama persis dengan yang saya alami sekian tahun yang lalu. Berbagai kelompok pernah saya coba mengikuti kegiatannya, tetapi tidak pernah memuaskan pergolakan pemikiran saya, hingga akhirnya saya temukan Hizbut Tahrir ini sebagai pelabuhan hati saya yang mutaakhir Insya Allah. Memang untuk bergabung dengan Hizbut Tahrir tidak sembarangan orang bisa mengikutinya, karena mereka harus mengawalinya dengan memasuki pintu gerbang shiro'ul fikr terlebih dahulu, bila yang bersangkutan lolos insya Allah, ia tidak akan menjadi pengikut yang sekedar taqlid dengan taqlid buta, tetapi menjadi seorang pemikir pencari dan pejuang kebenaran yang ikhlas. Dalam hal ini saya tidak bermaksud menilai anti sebagai orang yang tidak ikhlas. Tidak, tetapi saya hanya mengajak anti untuk bertanya secara kritis dengan tahapan yang benar.
Benar secara syara' dan benar secara struktural, sehingga secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Benar secara syara yang saya maksud adalah benar dalam niatan mencari ilmunya dan benar dalam realita usahanya. Niat mencari ilmu hendaknya didasarkan pada ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena suudzon. Benar secara realita adalah benar dalam upaya pencariannya, yakni yang pertama mencari informasi pada yang bersangkutan dan yang berkompeten.
misalnya bila tidak puas dengan musrif, maka bisa minta penjelasan pada atasan musrif, bila juga kurang puas, bisa juga tanya ke yang lebih atasnya lagi kalau perlu hingga yang paling atas. Memang ini perlu waktu dan harus bersabar. Bila kita sudah berusaha seperti ini insyaAllah kita terbebas dari dosa, karena kita masih dalam masa pencarian dalam jalan Allah.
Ada beberapa hal yang perlu saya luruskan dalam surat anti, karena saya mendapati banyak kerancuan, yang mungkin dalam hal ini abti belum sempat mendapat jawaban dari berbagai sumber yang anti tanyai.
1. Tentang Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang anti maksud dalam Hadits, hal itu sebenarnya sesuatu yang berbeda dengan salah satu firqoh dari umat islam yang menisbahkan dirinya dengan nama Ahlus Sunah wal Jama'ah, dimana kelompok ini muncul sebagai antithesis dari munculnya kelompok-kelompok sebelumnya, akibat pengaruh aliran pemikiran filsafat dari masyarakat non islam. Dari studi hadits yang saya ketahui arti dari ahlu sunnah wal jama'ah sebenarnya adalah masyarakat islam yang masih berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunah dan menetapi baiat pada pemimpin kaum muslimin yakni kholifah, dalam hal ini adalah masyarakat dalam Daulah Khilafah, yang tidak meufaroqoh, atau keluar dari ketaatan kepada kholifah, karena orang-orang yang keluar dari baiatnya pada kholifah itulah yang dianggap sebagai bughot dan bukan termasuk dalam Ahlus Sunah wal Jamaah. Terlalu banyak hadits yang menjelaskan masalah ini. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan firqoh Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Pemikiran firqoh "ahlus Sunah wal Jama'ah" ini sangat kental dengan methodologi filsafat yang berasal dari Yunani, kelompok inilah yang dikecam oleh HT karena salah dalam methode memahami masalah keimanan. Dimana Rasulullah tidak pernah mengajarkan keimanan dengan menggunakan filsafat. Kelompok ini muncul sebagai tandingan dari kelompok atau firqoh-firqoh sebelumnya misalnya, mu'tazilah, murjiah, jabariyah, qodariyah, syiah dan lain-lain. Jadi kalau HT dianggap mengecam "Ahlus Sunnah", "Ahlus Sunnah" yang dimaksud itu adalah firqoh aliran teologi yang menamakan diri sebagai "Ahlus Sunnah wal Jamaah", bukan Ahlus Sunnah yang dijamin Allah masuk Surga di antara 73 golongan itu. Saran saya, untuk masalah ini anti baca buku dengan judul "Al Ghuroba', Firqoh Najiyah dan To'ifah Manshuroh".
2 Untuk masalah Dalil Ahad. Saran saya anti belajar Ulumul Hadits hingga khatam pada orang yang benar-benar faqih. Bahwa perbedaan pendapat tentang pemakaian Hadits Ahad untuk masalah-maslaah Aqidah, itu sebenarnya sudah terjadi sejak zaman ulama salaf juga. Setahu saya HT tidak pernah menolak Hadits Ahad.
"Menolak" dengan "tidak memakai" itu adalah kata yang berbeda. Kalau "menolak" itu 100 persen tidak meyakini. Tetapi bila "tidak memakai" dalam pembahasan Aqidah, ini adalah dikarenakan sikap wara' atau kehati-hatian saja. Hati-hati bukanlah tidak menerima.
Yang saya fahami adalah bahwa kita harus menempatkan Hadits Ahad sebagaimana kekuatan hadits itu sendiri.
Hal ini bukanlah kita tidak percaya pada Rasulullah, mohon anti berhati-hati dalam masalah ini, karena penjelasan anti cenderung menempatkan syabab HT sebagai orang-orang yang tidak meyakini Rasulullah.
Ulumul Hadits muncul akibat banyaknya pemalsuan Hadits, sehingga dari sinilah muncul kriteria-kriteria keshohihan suatu hadits. Jadi Syabab HT bukan tidak percaya pada Rasul tetapi lebih berhati-hati dalam mempelajari jalan riwayat suatu hadits. Kami di HT tidak pernah diajari untuk tidak meyakini siksa kubur, dajal, dan datangnya Imam Mahdi, kami hanya menempatkan hadits-hadits itu pada porsi sebenarnya menurut kaidah ulumul hadits. Jadi sebenarnya kami tidak pernah menolak Hadits Ahad, tetapi menempatkan Hadits itu sesuai kekuatan periwayatan Hadits tersebut.
3. Untuk masalah takdir, saya pernah berdialog dengan ustad saya sewaktu saya dipondok pesantren, insyaAllah pemahaman tentang takdir mereka tidak berbeda dengan apa yang disampaikan dalam halaqoh-halaqoh HT, namun sedikit berbeda dalam sistematika penyampaianya saja.
Dan ma'af dengan tidak bermaksud untuk taasub, menurut hemat saya justru sistematika yang disampaikan oleh HT adalah yang paling simple yang pernah saya terima. Dan dari pemahaman itu Alhamdulillah saya mempunyai keberanian yang luar bisa untuk memperjuangkan Agama ini dengan menyandarkan semua "Hasil" itu kehendak Allah dan semua "Usaha" itu adalah pilihan kita.
Sebenarnya bila anda mengkaji kitab-kitab lanjutan yang tidak mungkin diberikan kepada seorang darisah karena untuk mengkaji kitab ini memang harus ada pengantar dari kitab-kitab dasar pembinaan sebelumnya, akan terasa gambalang konsep tentang takdir ini.
misalnya dalam kita syahshiyah Islam jilid 1, dll.
Jadi mestinya anti harus bersabar sebentar untuk melanjutkan halaqoh sampai jenjang hizbiyah, baru antum bisa berkomentar.
4. Bila anti sudah memutuskan sebuah keputusan hendaknya anti menghargai ijtihad saudara anti yang lain (yang ada di HT) dengan tidak melakukan penulisan surat terbuka seperti ini, sebab ini akan menjadi fitnah bukan menjadi rahmat. Coba anti bayangkan pertama bagi pihak yang tidak senang kepada tindakan anti, anti akan di suudzoni banyak orang, dan itu memancing orang untuk berbuat dosa dengan berburuk sangka terhadap anti, Kedua bagi pihak yang bingung bersikap, semakin membuat orang itu bingung sehingga mereka menjadi orang yang tidak berbuat apa-apa bagi kejayaan umat ini, bagi pihak yang suka dengan tindakan anti (mungkin karena dasarnya sudah tidak senang dengan HT) semakin besarlah kebenciannya terhadap HT, sehingga mereka semakin jauh dari hidayah Allah, padahal HT adalah masih merupakan kelompok yang terhitung Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dimaksud dalam hadits, karena masih berpegang teguh pada ajaran Rasulullah dan giat memperjuangkannya, insyaAllah.
Maka nasihat saya bagi anti ketahuilah bila apa yang anti duga itu benar adanya, artinya "memang demikian"
HT itu, maka anti telah melakukan ghibah, yakni mengungkap aib saudaranya dihadapan umum, dan bila tidak benar apa yang anti sampaikan itu, maka ia akan terhitung sebagai fitnah, dan ingatlah dosa fitnah itu lebih besar dari dosa pembunuhan, karena dengan demikian anti telah memalingkan orang dari perjuangan menegakkan Risalah Allah. Bila orang-orang tersebut tidak bergabung dengan HT, tetapi bergabung dengan yang lain insyaAllah mereka masih selamat. Tetapi coba anti bayangkan bila mereka tidak kemana-mana, mereka pasif menjadi penonton saja dalam perjuangan penegakkan khilafah yang bisa mencegah pemusnahan kaum muslimin secara masal seperti ini, apakah anti tidak berasa berdosa, telah memalingkan orang dalam skala yang besar. Langkah yang benar adalah bila anti sudah tidak cocok dengan ijtihad HT maka segera lakukan muhasabah kepada struktur terdekat anti, agar ada tabayun, bila ini sudah mentok maka hargailah ini sebagai sebuah perbedaan Ijtihad yang masih dalam kerangka Islam dimana bila salah masih mendapatkan pahala satu. Dan tidak perlu diekspose di hadapan umum karena anti membuka aib saudara anti sendiri, atau anti sudah menganggap kami bukan saudara seiman lagi , waAllahu a'lam. Anti cukup mendiskusikan hal ini pada ruang tertutup.
5. Ada kesan bahwa anti tidak merasa bersalah dengan tidak mengikuti kelompok Dakwah yang lain dengan bangga anti katakan anti tidak kemana-mana. Ada pertanyaan buat muhasabah. Lantas apa yang anti bisa perbuat dengan seorang diri bagi umat ini? bila anti benar-benar seorang pencari kebenaran. Orang yang telah menemukan kebenaran konsekuensinya adalah dia harus berjuang menegakkan kebenaran yang ia yakini.
Dalam hal ini menegak Islam dan menyelamatkan umat Islam adalah hal yang paling penting. Dengan apa antum berjuang kalau tidak mengikuti salah satu kelompok dakwah? Berkelompok adalah manusiawi dan ini adalah fitroh manusia. Kita tidak bisa mengatakan saya tidak berkelompok. Sebab faktanya orang-orang yang memproklamirkan tidak perlu berkelompok dilapangan mereka berusaha mencari teman untuk tidak berkelompok, wal hasil mereka membentuk kelompok baru yakni kelompok orang-orang yang tidak punya kelompok.
Berkelompok itu tidak jelek ukhti, bahkan secara syar'i jadi wajib bila dakwah yang hukumnya wajib tidak akan sempurna tanpa bergabung dengan kelompok dakwah. Dan Ahlu Sunah itu akan menetapi langkah yang dilakukan oleh baginda tercinta Rasulullah yakni Dakwah bil Jama'ah. Bila anti benar ingin menjadi Ahlus Sunnah, maka ikuktilah langkah atau Sunnah Rasulullah. Jadi saran saya untuk yang terakhir, Saya senang bila anti mau mengkaji sampai detail pemikiran HT dan bersabar sampai mendapatkan pemikiran HT yang utuh sebagai seorang Hizbiyah, setelah itu bersikap.
Dan saya lebih senang juga bila anda bila anti tidak membiarkan diri diluar Jam'ah seorang diri berlama-lama, karena itu dosa. Segeralah anti mencari kelompok yang sesuai dengan pemikiran anti untuk memperjuangkan Islam melalui wadah yang baru. Jangan tinggalkan perjuangan ini dengan takut berkelompok.
Demikian nasihat saya, kuranglebihnya saya mohon ma'af, hanya pada Allah sajalah segala kebenaran disandarkan.
Dari Saudaramu seaqidah
Hamzah Abu Hamaas Al Mustadjabii Al Gresiki
Tuesday, July 25, 2006
Subscribe to:
Posts (Atom)